Saturday, December 4, 2010

Bu Enny, Masa SMA, Surgaku (August 26, 2006)

Begitu bangun pagi hari ini, entah kenapa pikiranku langsung dipenuhi bayangan masa SMA. Suasana kelas, suara Bu Enny, caranya berbicara, caranya mengajar, caranya menegurku, melemparkan pertanyaan padaku. Entah kenapa setiap kali membayangkan suasana kelas saat pelajaran, yang pertama terbayang adalah pelajaran Bu Enny. Pelajaran yang paling kubenci, tapi ternyata paling berkesan. Lebih berkesan daripada semua pelajaran yang kusukai, Sejarah, Matematika, Olahraga, Fisika….

Aku masih ingat bagaimana suara Pak Gatot, Pak Katni, Pak Arbai, Bu Siwi, Bu Panca, Bu Rini, semuanya! Berikut cara mereka bicara dan mengajar, dan juga menegur atau melempar pertanyaan padaku. Aku masih ingat cara mereka berusaha melucu. Tapi aku butuh usaha untuk membayangkannya secara jelas. Akhir-akhir ini, suara Bu Enny dan flash back saat-saat beliau mengajar sering muncul secara tiba-tiba dalam pikiranku.

Intinya, kurasa aku sangat, sangat, sangat, sangat merindukan masa SMA-ku! Seringkali aku berharap bisa kembali mencuri bola dari gudang dan berlari ke lantai tiga sambil menyembunyikan bola dalam dekapanku. Lalu kutantang siapapun untuk merebut bola dariku. Jogo bonito PJ yang sangat kurindukan. Aku menyesal tidak melakukannya sejak kelas 1. Tapi aku yakin, kalaupun aku melakukannya sejak kelas 1, aku tetap tidak akan pernah puas untuk melakukannya. Aku kecanduan main bola. Aku kecanduan Jogo Bonito. Aku rindu saat-saat di mana aku tidak perlu mencari lapangan untuk bisa bermain bola. Aku rindu saat mencari teman bermain terasa begitu mudahnya.

Ya, aku rindu masa itu. Aku juga berharap bisa kembali di masa aku tertidur bosan di samping Sisi dalam setiap pelajaran. Tapi aku kaget menyadari bahwa, yang paling kurindukan dari masa SMA ternyata adalah suasana kelas yang membosankan. Dan betapa lamanya waktu berjalan, dan betapa indahnya suara bel tanda jam pelajaran berakhir. Aku rindu semuanya. Aku melakukan apapun demi membuat waktu terasa pendek. Tapi begitu pulang sekolah, begitu semua kegiatan belajar yang membosankan itu berakhir, aku sadar kalau waktuku menikmati masa SMA semakin tipis. Aku rindu segala hal yang kubenci di masa SMA.

Nah, selama ini aku tidak pernah puas akan gambaran tentang surga. Apakah surga merupakan sebuah taman indah di mana semua manusia beramal saleh bisa mendapatkan segala keinginan? Membosankan! Apakah surga merupakan padang rumput luas yang subur dan dipenuhi bunga, dan di sana aku bisa makan yang enak-enak? Membosankan! Apakah pantai dengan laut yang tenang dan burung camar berterbangan? Membosankan! Maksudku, bayangkan! Bagaimanapun surga itu, aku harus tinggal di sana selamanya bila aku cukup saleh untuk bisa masuk ke sana. Selamanya!?

Seindah apapun tempat, semudah apapun aku mendapatkan makanan enak, seenak apapun makanannya, tidak akan membuatku bahagia kalau tidak ada drama, tidak ada pertandingan sepakbola, tidak ada perjuangan untuk mencetak gol, tidak ada bahan untuk ditulis, dan tidak ada yang membutuhkan ide-ide kreatifku. Apapun surga itu, taman, pegunungan, hutan, pantai, awan, atau tempat yang belum pernah kulihat sekalipun, tidak akan pernah semenyenangkan dunia kalau di sana tidak ada dinamisme. Jadi, kupikir, surga pastilah suatu masa yang paling menyenangkan dalam hidup seseorang. Bagiku, tempat itu bukan taman, bukan padang rumput, bukan langit penuh awan, bukan pantai atau apapun. Surgaku adalah bila di akhirat sana aku kembali menikmati masa SMA-ku.

No comments:

Post a Comment