Tulisan-tulisan antara tahun 2005-2006, ketika aku masih kuliah di Universitas Pelita Harapan dan tinggal di tempat kos. Di sini akan terlihat sedikit-banyak perbedaan antara aku pada saat itu dan aku yang sekarang. Aku sedikit-banyak berubah dari masa itu. Tapi ada juga beberapa hal yang hingga kini belum berubah. Sebenarnya, aku banyak menuliskan tulisan-tulisan yang cukup baik sampai tahun 2009. Sayangnya, semua itu hilang karena virus di computer lamaku. Jadi, inilah yang tersisa.
Monday, November 29, 2010
Menggambarkan Rasa Sayangku pada Bulbul (May 22, 2006)
Aku Kecewa Pada Keadaan Ini (Thursday, May 18, 2006)
Ketakutanku akan Menjadi Tua dan Berkeluarga terus Berlanjut (Tuesday, May 16, 2006)
Hari-hari di mana aku sudah tak pantas lagi mengenakan seragam SMA telah tiba. Tadi aku membayangkan OSPEKTI 2005 di mana Nitha mengenakan seragam putih-putih. Tidak pantas. Lalu aku membayangkan Dinda, Nindy, Amanda, Vania, semuanya. Dan aku sendiri. Semua dalam bayanganku tampak tidak pantas mengenakan seragam SMA. Dan akhirnya masa itu akan datang. Masa di mana semua alumni PJ lulusan 2004 telah menikah dan berkeluarga. Tidak ada lagi kumpul bersama untuk bergosip dan bermain sepakbola di Pingguin. Iqrar sudah memulainya. Semakin lama, semakin jarang saja aku berkumpul dengan teman-teman SMA-ku. Melihat Mama saat ini, aku jadi terbayang, di masa yang akan datang, mungkin kumpul bersama teman-teman SMA-ku hanya akan terjadi setahun sekali, dalam reuni yang sangat formal. Kami pergi ke reuni tahunan dengan mengajak keluarga masing-masing, lalu lebih sibuk mengurus anak-anak kami yang tidak mau makan, lalu kami harus cepat pulang karena anak kami bosan. Dan mungkin kami memang tidak bisa pergi tanpa mengajak anak.
Aku benci kehidupan berumahtangga (Tuesday, May 9, 2006)
Sunday, November 21, 2010
Surga Bagiku… (Tuesday, May 9, 2006)
Tapi aku pembohong besar. Sebagai pembohong besar, mungkin aku bisa mendeskripsikan surga bagiku, para pembohong dengan jujur. Well, sebenarnya, bayanganku tentang alam baka keseluruhan. Semuanya adalah tentang rasa malu dan kejujuran. Di alam baka, semua manusia kembali berkumpul dan segala kebenaran terungkap di mata semua manusia.
Jadi, bagi para pembohong dan pendosa sepertiku, alam baka menjadi neraka karena semua orang tahu kebusukan kami dan kami dibenci. Lalu orang-orang yang paling sedikit melakukan dosa dan yang hidup paling jujur akan merasa begitu bahagia karena segala amal kebaikan dan kejujuran yang mereka jalani dalam kehidupan terungkap dan mereka semua jadi terhormat.
Yah, singkatnya, neraka bagiku adalah (ketika terungkap) kebenaran. Surga bagiku adalah tempat di mana semua mahluk menghormatiku dan segala sesuatunya berjalan sesuai kehendakku.
Caraku Menggambarkan Diriku (Tuesday, May 9, 2006)
Saturday, November 20, 2010
Aku Ingin Semua Orang Bebas Berekspresi (Thursday, April 13, 2006)
Thursday, November 18, 2010
Ketakutan Terbesarku (Friday, April 7, 2006)
Pemikiran-pemikiran Buah dari Obrolan (Tuesday, March 21, 2006)
Menertawakan Kekonyolan Masa Lalu (Friday, March 11, 2006)
Sebenarnya Aku Orang yang Religius dengan Cara Berpikirku Sendiri (Saturday, February 11, 2006)
Aku Tidak Ingin Kehilangan Ayahku (Mon, February 6, 2006)
Idealisme yang Terkikis (November 8, 2005)
Apakah Aku Akan Terus Mengeluh seperti Ini? (August 25, 2005)
Karena Aku Manusia (February 2005)
Aku belum cukup pintar untuk menyadari bahwa aku bodoh
Aku belum cukup jujur untuk mengakui aku ini pembohong
Aku belum cukup berani untuk mengatakan aku takut
Aku belum cukup kuat untuk mengakui bahwa aku lemah
Aku tidak akan pernah merasa cukup pintar, jujur, berani, dan kuat
Aku masih saja bodoh, pembohong, takut, lemah, dan tak mau mengakuinya
Karena aku masih saja manusia